Sebuah impian dan salah satu wujud kemandirian sebuah keluarga adalah berteduh di atap rumah sendiri. Ga hanya itu karena nantinya rumah adalah tempat peradaban keluarga kami dimulai. Tempat setiap jengkal sejarah terekam Dan tempat dimana doa kami panjatkan…cita Dan harapan 🙂
12 februari 2011 saat akad terucap maka saat itu pulalah..sebuah peradaban mulai terajut..peradaban baru bagi kami Dan keturunan kami kelak untuk membawa misi: menjadi pendiri sholat, penyeru kebenaran Dan pemimpin bagi orang2 beriman …
Langkah awal kami adalah berteduh di atap rumah kami sendiri. Tak merepotkan orang tua sebisa mungkin..malahan kami harus berkontribusi untuk keluarga dan masyarakat..
Setelah menimbang banyak Hal perhitungan logika manusia..akhirnya pilihan kami jatuh pada sebuah lokasi yang tak jauh dari kantorku..
Kami tetap menyerahkan keputusan dgn istikharah kendatipun sudah bulat mengambil lokasi tsb..
Qadarullah..semakin Allah memberikan kemudahan Dan Q.S An Nahl 80-81 yang kubaca setelah sholat malam makin membulatkan tekad kami 🙂
Harga, kualitas, lokasi, sisi syariah..ahh ga ada alasan lagi untuk tidak mewujudkan impian kami di lokasi ini..
Sebisa mungkin kami usahakan agar ikhtiar kami ini bersih Dan lurus..terhindar dari riba, terhindar dari kesia-siaan dsb..
Banyak sekali petunjukNya yang memudahkan kami untuk membeli rumah di lokasi ini..kemudahan proses syariah, kemudahan stock rumah yang ada untuk kami (karena menjadi incaran pembeli di tengah stock terbatas), kemudahan pembiayaan…
Semuanya akan dikupas insyAllah selanjutnya…